Berawal dari 1 orang warga Desa Tanjung Tirta Kecamatan Punggelan yang meninggal dunia di RSUD Banyumas dan diduga menderita Leptospirosis, Balai Litbangkes Banjarnegara atas permintaan Dinas Kesehatan Banjarnegara melaksanakan penyelidikan epidemiologi dalam rangka Survei Kewaspadaan Dini (SKD) terhadap kasus Leptospirosis yang terjadi di desa tersebut.
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Leptospirosis disebabkan bakteri leptospira dengan inang reservoir utama adalah rodent dan inang lainnya adalah hewan peliharaan, seperti : babi, lembu, kambing, kucing, anjing, kelompok unggas serta beberapa hewan liar seperti tikus, bajing, ular dll.
Penyelidikan Epidemiologi mencakup survei penangkapan tikus, survei lingkungan dan wawancara untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di seputar rumah penderita.
Survei penangkapan tikus dilakukan di 30 rumah dan di sawah yang ada di sekitar lokasi rumah penderita, di setiap rumah tersebut dipasang 4 perangkap dan 20 perangkap dipasang di sawah. Survei penangkapan tikus ini dilaksanakan selama 2 hari, pada hari pertama tim mendapatkan 10 tikus yang tertangkap. Tikus yang tertangkap kemudian diolah dan di identifikasi, di sisir, serta di ukur, kemudian diambil sampel darahnya dan dibedah untuk diambil ginjalnya. sampel tersebut nantinya akan di bawa ke Laboratorium Balai Litbangkes Banjarnegara untuk diperiksa.
Bersamaan dengan itu juga dilaksanakan wawancara terhadap masyarakat di seputar rumah penderita, wawancara dilakukan terhadap 30 responden. Hal ini penting guna mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap terhadap Leptospirosis.
Survei yang di lakukan selanjutnya adalah survei lingkungan dengan mengambil sampel air untuk diperiksa di Laboratorium apakah sudah tercemar bakteri leptospira.
Kegiatan Survei Kewaspadaan Dini ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan Balai Litbangkes Banjarnegara setiap tahunnya sesuai dengan permintaan Dinas Kesehatan Kabupaten yang mengajukan permohonan.
