(Gunungkidul, 2-3 Mei 2019. Prof. dr. M. Hussein Gasem, Sp. PD.KPTI sedang memberikan materi dalam Pertemuan Penguatan Diagnosis Leptospirosis dan Mekanisme Penemuan Penderita Leptospirosis di Puskesmas Wilayah Kabupaten Gunung Kidul)
Banjarnegara , Kegiatan Pertemuan Penguatan Diagnosis Leptospirosis dan Mekanisme Penemuan Penderita Leptospirosis di Puskesmas Wilayah Kabupaten Gunung Kidul berlangsung tanggal 2-3 Mei 2019 bertempat di Rumah Makan Sego Abang Kabupaten Gunung Kidul. Puskesmas yang diundang dalam pertemuan ini adalah seluruh puskesmas di Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebanyak 30 puskesmas. Acara dibagi menjadi dua sesi, dimana hari pertama peserta yang diundang adalah dokter puskesmas, sedangkan hari kedua mengundang tenaga surveilans dan petugas analis puskesmas di wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul beserta staf, Kepala Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara, serta tim peneliti Balai Litbang Kesehatan Banjarnegara.
Kepala Balai Litbangkes Banjarnegara memberikan sambutan dan menyampaikan harapannya terkait penguatan surveilans kasus leptospirosis di Kabupaten Gunung Kidul. Acara dibuka oleh dr. Dewi Irawati, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, beliau mengemukakan bahwa untuk mengantisipasi leptospirosis, puskesmas merupakan garda terdepan untuk menangani kasus leptospirosis.
Beberapa materi terkait leptospirosis dipresentasikan dalam kegiatan ini. Salah satu narasumbernya adalah Prof. dr. M. Hussein Gasem, Sp.PD-KPTI yang merupakan pakar leptospirosis dari International Leptospirosis Society (ILS). Materi yang dibawakan Prof. Gasem berjudul “Leptospirosis pada Manusia” yang membahas tentang pengertian, penularan, faktor risiko, diagnosis klinis, definisi kasus suspect, probable dan confirmed leptospirosis, serta tatalaksana pasien leptospirosis. Selain itu juga disampaikan materi mengenai analisis situasi leptospirosis di Kabupaten Gunung Kidul, sekilas tentang protokol penelitian multicenter leptospirosis yang berjudul “Penentuan Indikator Surveilans Leptospirosis di Indonesia Tahun 2019 (Studi di Provinsi DIY)”, materi petunjuk teknis SOP penemuan kasus leptospirosis dan pengantar e-Sule.
Dari kegiatan pertemuan ini diharapkan penelitian multicenter leptospirosis dapat berjalan dengan melibatkan dokter, petugas analis dan tenaga surveilans puskesmas di Kabupaten Gunung Kidul untuk dapat menjaring kasus leptospirosis baik secara aktif maupun pasif sehingga penguatan surveilans kasus leptospirosis di Kabupaten Gunung Kidul dapat ditingkatkan.