Bahaya Leptospirosis!

Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Data dari International Leptospirosis Society (ILS) menyebutkan bahwa Indonesia dinyatakan sebagai negara insiden leptospirosis tingkat 3 di dunia untuk mortalitas.

Penyakit Leptospirosis disebabkan bakteri leptospira dengan inang reservoir utama adalah rodent dan inang lainnya adalah hewan peliharaan, seperti : babi, lembu, kambing, kucing, anjing, kelompok unggas serta beberapa hewan liar seperti tikus, bajing, ular dll.


Gambar Bakteri Leptospira

GEJALA DAN TANDA PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

  1. Demam biasanya dengan menggigil.
  2. Sakit kepala yang berat
  3. Nyeri perut
  4. Mual, muntah, dan hilang nafsu makan (anoreksia)
  5. Warna kuning pada kulit serta pada putih mata (jaundice)
  6. Nyeri pada otot terutama di daerah betis sehingga pasien sukar berjalan. Dapat pula pada punggung dan paha.
  7. Mata merah (conjunctival suffusion) .
  8. Diare dan bintik-bintik merah pada kulit (rash).

Bila tidak diobati, penyakit berlanjut dengan gejala :

  1. Pembesaran hati (hepatomegali), limfa (limfadenopati), limpa (splenomegali).
  2. Gangguan ginjal, sampai gagal ginjal
  3. Radang selaput pembungkus otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
  4. Gangguan pernafasan (respiratory distress).
  5. Kematian.

PATOGENESIS PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

Patogenesis Leptospirosis belum dimengerti sepenuhnya. Kuman leptospirosis masuk ke dalam tubuh pejamu melalui luka iris/luka abrasi pada kulit, mukosa yang melapisi mulut, faring, osefagus, bronkus, alveolus dan minum air yang terkontaminasi.
Bisa juga penetrasi bakteri leptospira melalui kulit yang lama terendam air, saat banjir.

CARA PENULARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

Penularan leptospirosis dapat secara langsung dan tidak langsung

Penularan langsung terjadi:

  • Melalui darah, urin, atau cairan tubuh lain yang mengandung bakteri leptospira ke dalam tubuh pejamu.
  • Pada orang yang merawat hewan atau menangani organ tubuh hewan, misalnya: pekerja potong hewan.
  • Melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita leptospirosis ke janin melalui plasenta dan air susu ibu.

Penularan tidak langsung terjadi:

  • Melalui genangan air, sungai, danau, selokan air dan lumpur yang tercemar urin hewan yang mengandung leptospira.

SIAPA SAJA YANG BERISIKO TERKENA LEPTOSPIROSIS?

  1. Tukang perahu, dan
  2. Orang yang mencuci atau mandi di sungai/danau.
  3. Peternak, pemelihara hewan dan dokter hewan yang tepapar karena menangani ternak/hewan, terutama saat memerah susu, menyentuh hewan mati, menolong hewan melahirkan, atau kontak denan bahan lain seperti plasenta, cairan amnion dan bila kontak dengan percikan infeksius saat hewan berkemih.
  4. Pekerja di perkebunan/tukang kebun
  5. Petani tanpa alas kaki di sawah
  6. Pekerja potong hewan, tukang daging yang terpajan saat memotong hewan.
  7. Pembersih selokan.
  8. Pekerja tambang.
  9. Pemancing ikan, pekerja tambak
  10. Tentara, pemburu dan pendaki gunung, bila mengarungi permukaan air atau rawa.
  11. Anak-anak yang bermain di taman, genangan air hujan dan atau kubangan.
  12. Petugas laboratorium yang sedang memeriksa specimen bakteri leptospira.
  13. Petugas kebersihan di rumah sakit dan paramedis.

MENCEGAH PENYAKIT LEPTOSPIROSIS

Dengan mengendalikan populasi binatang reservoir leptospirosis terutama tikus, melengkapi struktur bangunan dengan bahan anti tikus, menghindari kemungkinan kontak dengan air kotor.

 

BAGAIMANA MASYARAKAT MEWASPADAI  LEPTOSPIROSIS ?

  1. Bila mengetahui /merasakan gejala leptospirosis terutama di daerah banjir segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.
  2. Lantai dan dinding rumah yang habis terendam air segera dibersihkan dengan desinfektan, misalnya lysol, kreolin untuk membunuh bakteri.
  3. Menyimpan dan menutup rapat-rapat makanan, sehingga terhindar dari pencemaran air seni tikus.
  4. Pemakaian pakaian kerja, sepatu boot, sarung tangan bagi pekerja yang mempunyai resiko tertular leptospirosis seperti petugas pengumpul sampah, pembersih selokan dll
  5. Menggunakan alas kaki yang rapat air bila berjalan di lingkungan yang kotor atau tercemar
  6. Membersihkan diri dengan menggunakan sabun setelah membersihkan genangan air (selokan) terutama setelah banjir
  7. Memasang perangkap tikus untuk mengendalikan populasinya
  8. Apabila terdapat luka pada kaki segera di tutup atau dilakukan perawatan agar terhindar dari pencemaran air kotor
  9. Menata perabotan rumah sedemikian rupa sehingga tidak menjadi tempat untuk berkembangbiaknya tikus
  10. Melarang anak berenang di air yang kotor terutama pada waktu banjir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *