Riset khusus vektor dan reservoir penyakit (Rikhus Vektora) merupakan salah satu riset nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan dengan tanggung jawab pelaksana oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbangkes yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan reservoir Penyakit Salatiga. Rikhus vektora merupakan kegiatan riset yang diarahkan untuk mengetahui gambaran vektor dan reservoir penyakit termasuk didalamnya data nyamuk, tikus dan kelelawar dengan menggunakan hasil observasi bionomic, uji identifikasi, dan pemeriksaan labotarorium.
Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan Litbangkes, Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian penyakit Bersumber Binatang (Balai Litbang p2B2) Banjarnegara terlibat secara langsung dalam pelaksanaan Rikhus Vektora. Pada tahun 2016 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara ditunjuk menjadi Koordinator Lapangan di provinsi Maluku Utara dan Jawa Timur, tahun 2017 menjadi Koordinator lapangan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai satker yang menjadi coordinator lapangan, maka peneliti, litkayasa dan admininstrasi terlibat dalam struktur organisiasi lapangan sebagai Penanggung Jawab Teknis Provinsi, Ketua Tim, Wakil Ketua Tim, Anggota tim pengumpul data, Staf administrasi keuangan dan Staf administrasi logistik. Beberapa Peneliti, Litkayasa dan asministrasi yang terlibat dalam riset ini adalah Agung Puja Kesuma sebagai PJT Provinsi, Jarohman Raharjo, Bondan Fajar Wahyudi, Corry LJ Sianturi, Vina Yuliana, Tri Isnani, Nuri Alfino dan Eti Supeni.
Lokasi pengumpulan data dalam rikhus vektora berbasis ekosistem terdiri dari ekosistem hutan, ekosistem non hutan dan ekosistem pantai. Dalam setiap ekosistem ini masih dibagi menjadi ekosistem dekat pemukiman dan ekosistem jauh pemukiman. Setiap provinsi terpilih 3 (tiga) kabupaten yang menjadi lokasi titik pengumpulan data dan setiap kabupaten terdapat 6 (enam) titik lokasi pengumpulan data. Kabupaten yang menjadi lokasi pengumpulan data di DIY adalah Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul. Ketiga kabupaten tersebut memiliki ekosistem yang lengkap. Pemilihan lokasi pengumpulan data selain berbasis ekosistem juga berbasis endemisitas penyakit. Satu titik lokasi pengumpulan data merupakan wilayah endemis DBD yang akan dilakukan survei jentik 100 rumah oleh tim pengumpul data.
Kegiatan Rikhus vektora di DIY diawali dengan Rapat Koordinasi Teknis yang dilaksanakan pada tanggal 23-25 Februari 2017 di Dinas Kesehatan Provinsi yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Dinas Kesehatan Bantul, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta, Dinas Kehutanan Provinsi, RSUP Sarjito, RSU Panembahan Senopati Bantul, RSUD Wates, Manajemen dan Tim Teknis BBVRP Salatiga, Tim Pakar, Koordinator Lapangan, PJT Provinsi dan Tim Teknis Administrasi. Kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi titik lokasi pengumpulan data di setiap kabupaten.
Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah TOT untuk seluruh PJT Provinsi, Ketua Tim, wakil ketua tim yang dilaksanakan di Lor In Solo pada tanggal 19 Maret – 2 April 2017 dilanjutkan dengan TC di masing-masing Provinsi pada tanggal 9-23 April 2017. TC provinsi DIY dilaksanakan di Hotel Eastparc Yogyakarta dan praktek dilaksanakan di Desa Baturetno Kecamatan Banguntapan kabupaten Bantul. Pengumpulan data di lakukan pada tanggal 25 April-24 Mei 2017.
Pelaksanaan Rikhus vektora di DIY terpilih menjadi lokasi validasi pelaksanaan rikhus vektora tahun 2017 sehingga selama pelaksanaan validator selalu mendampingi tim. Pada kegiatan ini Ibu Kepala Dinas Kesehatan DIY , Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kab. Gunung Kidul, Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kulon Progo, Ibu Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bantul berkenan untuk supervisi di lapangan,
Beberapa lokasi pengumpulan data di DIY merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Selain melaksanakan tugas dan pekerjaan tim pengumpul data juga bisa sekalian menikmati keindahan alam Yogyakarta.