Pentingnya Data Entomologi dalam pemilihan Upaya Pengendalian Malaria di Kabupaten Banjarnegara

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Banjarnegara, sampai tahun 2014 masih terdapat peningkatan kejadian malaria pada beberapa wilayah diantaranya Kecamatan Banjarmangu. Daerahnya yang potensial sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Anopheles (receptive) mengakibatkan siklus penularan tetap berlangsung, selain itu juga didukung tingkat mobiltas penduduk yang tinggi.

Keberadaan data entomologi (nyamuk penular malaria) mutlak diperlukan sebagai dasar dalam pengendalian vektor secara terpadu, sehingga didapatkan upaya yang efektif dan efisien.

Sebagai wujud kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara serta pemanfaatan sumber daya yang ada, Balai Penelitian dan Pengembangan Pegendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Banjarnegara memberikan kontribusinya dalam penyediaan data-data entomologi malaria. Berlatarbelakang peningkatan kasus malaria desa Pekandangan Kecamatan Banjarmangu dilakukan survei entomologi dengan tujuan mengetahui spesies vektor penular malaria, tingkat kepadatan serta identifikasi keberadaan tempat/habitat perkembangbiak vektor penular malaria.

Survei entomologi dilakukan tanggal 29 s/d 30 September 2014 bersama dengan petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, Puskesmas Banjarmangu 1 serta kolektor dari masyarakat setempat. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan metode landing collection dimulai pukul 18.00 – 24.00 wib, jumlah kolektor sebanyak 6 orang yang ditempatkan pada 6 rumah, masing-masing 3 orang di luar rumah dan 3 orang di dalam rumah.

Anopheles maculatus  ditemukan dominan baik dengan umpan orang maupun resting di dinding dan kandang ternak. Jumlah nyamuk An.maculatus yang ditemukan sebanyak 6 ekor dari umpan orang di luar rumah, resting kandang 44 dan dinding 3 ekor, sementara umpan dalam rumah tidak ditemukan. Spesies nyamuk Anopheles lainnya yang ditemukan adalah An. minimus yang hanya ditemukan 1 ekor di  kandang ternak.

Keberadaan Anopheles vektor yang ditemukan di dalam rumah (resting dinding) menunjukkan perilaku nyamuk vektor akan hinggap dahulu sebelum atau sesudah mencari darah, sehingga penyemprotan rumah diwilayah sekitar penderita malaria dapat dijadikan alternative sebagai upaya pengendalian vektor malaria. Selain itu perilaku Anopheles maculatus yang cenderung zoophilik, dapat dijadikan dasar penyuluhan pada masyarakat untuk menjauhkan kandang ternak dari rumah tempat tinggal, dan adanya nyamuk vektor yang ditemukan menggigit orang di luar rumah, perlu upaya sosialaisasi kepada masyarakat untuk mengurangi aktifitas di luar rumah pada malam hari. (Ryo)